Senin, 29 Desember 2008

Cerita Seorang Pendiam

Melalui mulutnya yang fasih terbungkam,
Untaian kata tertancap kokoh di jiwa.
Walaupun tidak terdengar,
Tapi sangat jelas sekali maknanya.

Dengan tatapan matanya yang dingin,
Dia hangatkan suasana yang bimbang.
Dengan pancaran keheningan,
Dia ceriakan tiap sudut hati.
Dan melalui keangkuhan sikapnya,
Dia coba menyapa setiap insan.

Tutur katanya lembut,
Tapi mampu menggores hati.

Dia ajarkan bagaimana berbicara yang benar,
Melalui isyarat yang hanya terbaca dengan merasakan….
Cukup dengan merasakan.

Melalui tampang harunya,
Dia coba hibur semua manusia,
Dengan leluconnya yang membuat setiap pasang mata menangis.

Ia lalu bercerita….
Ceritanya singkat, namun tiada mengenal habis,
Karena telinga kita tak sanggup menangkapnya.
Hanya dengan hati saja kita memahami ceritanya.


Ia berkata tentang hidupnya….
Hidupnya yang sendiri, tapi ditemani banyak kenangan.
Ia perlakukan nyawa titipan Tuhan ini dengan penuh hati-hati.
Ia coba lewati kegelapan dengan lilin yang tak pernah redup.
Ia susuri setiap penderitaan dengan senyum menawan.
Ia cari kebenaran diantara fitnah dan kebohongan.
Ia jaga amanah-Nya hingga bumi menelan seluruh raganya.

Itulah ceritanya….
Ceritanya memeng telah usai,
Namun kisahnya takkan pernah selesai.
Walaupun mulutnya tidak bisa berkata, tapi hatinya akan terus bercerita.
Meskipun ia menderita, tapi jiwanya merasa amat bahagia.
Bersediakah kita meneruskan ceritanya…?
Salam manis buat seorang pendiam,
Ceritanya tak akan pernah bungkam.

0 komentar:

Posting Komentar